Monday, May 16, 2016

I.                   Latar Belakang Masalah
Diplomasi kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai pertukaran ide,informasi seni,dan aspek lain dari kebudayaan antar negara untuk menciptakan mutual understanding dalam menjalin interaksi dengan negara lain. Melalui elemen-elemen kebudayaan seperti ide, bahasa dan ilmu pengetahuan yang disampaikan pada masyarakat luas akan memberi pengaruh pada pembentukan opini publik. Opini publik tersebut yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan pemerintah suatu negara. Selain itu juga diplomasi kebudayaan mampu mencitrakan image karakter suatu negara. Hal ini sesuai yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Dimana Amerika Serikat juga menggunakan elemen-elemen kebudayaan untuk menampilkan citra positif negara Amerika Serikat.[1]
Indonesia memiliki variasi kebudayaan khas yang mencitrakan identitasIndonesia sebagai bangsa yang besar. Ragam suku dan etnis merupakan sumber dari bagaimana budaya itu dihasilkan. Seperti contoh yakni berbagai macam tarian tradisional mencerminkan aspek sosial masyarakat Indonesia. Tari-tarian tradisional yang dimiliki Indonesia merepresentasikan betapa bangsa Indonesia sangat kaya akan ragam budaya seni tari. Oleh karena itu bangsa Indonesia yang kaya akan kebudayaan seperti tari-tarian Indonesia memberi manfaat untuk  pengenalan identitas Indonesia dalam kancah internasional. Kekayaan Indonesia dapat dilihat dari keindahan tarian yang direpresentasikan melalui keragaman bentuk gerak, kostum sert jalan cerita tarian. Dalam hal ini, khususnya masyarakat  Eropa, mengakui bahwa perkenalanIndonesia melalui seni tari merupakan hal yang efektif bagi pergaulan dunia internasional.
Indonesia memperlihatkan keragaman tarian budaya bangsa yang menarik perhatian masyarakat internasional. Keragaman tarian Indonesia dianggap sebagai sebuah cerminan akan kebesaran Indonesia. Melalui tari-tarian pesan ke-Indonesiaan yang disampaikan ke dunia internasional dapat terakomodir dengan baik. Kekayaan Bangsa Indonesia tersebut memang perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah dan hilang. Selain itu agar tidak diklaim oleh asing seperti yang telah terjadi pada batik membuat pemerintah Indonesia mempatenkan batik ke UNESCO. Indonesia juga harus memperkenalkan dan menunjukan kepada asing sebagai upaya promosi budaya dan upaya diplomasi melalui budaya.[2]
Upaya diplomasi kebudayaan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tersebut merupakan bagian dari upaya diplomasi publik. Diplomasi publik sendiri menjadi elemen mendasar dari diplomasi baru dan secara mendasar mempengaruhi kebijakan luar negeri. Keterlibatan masyarakat luas di luar agen-agen resmi pemerintah dalam diplomasi menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan dengan diplomasi publik yang melibatkan masyarakat luas akan membawa dampak positif dalam memperjuangkan kepentingan negara.[3]
Kepentinga Nasional Indonesia terdapat dalam visi Departemen luar negeri yang disebut sebagai Sapta Dharma Caraka. Kepentingan nasional Indonesia yang ingin dicapai berfokus pada perlindungan dan kesejahteraan warga. negaranya di dalam negeri maupun di luar negeri.Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah menyadari betul perlunya dukungan internasional. Pemerintah menjalin kerja sama dengan aktor 8 aktor dalam hubungan internasional untuk mewujudkan kepentingan nasional tersebut.[4]
Untuk memenuhi kepentingan tersebut, pemerintah perlu melakukan upaya-upaya untuk mendukung terwujudnya kepentingan-kepentingan tersebut. Melalui diplomasi, pemerintah bisa mengandalkan elemen-elemenyang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri untuk diperjuangkan dalam proses diplomasi. Salah satu elemen yang kini menjadi instrumen yang kuat dalam diplomasi adalah kebudayaan.
Pembangunan budaya Indonesia diperkuat oleh Kementrian pendidikan dan kebudayaan Indonesia yang membahas mengenai rencana pembangunan budaya. Hal ini terkait dengan isu-isu strategis dalam rencana induk nasional pembangunan kebudayaan 2009-2025. Isu-isu tersebut yaitu, penguatan Hak Berkebudayaan, penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa serta Multikultural, Pelestarian Sejarah dan Warisan Budaya, Pengembangan Industri Budaya, Penguatan Diplomasi Budaya.[5]
Alasan seperti ini membuat pemerintah Indonesia membuat inovasi dalam hal kebudayaan yaitu program pemerintah yang bertemakan kebudayaan tradisional. Salah satunya yaitu Rumah Budaya Indonesia. Rumah budaya Indonesia ini dibangun sebagai wadah untuk memperkenalkan sumber daya budaya Indonesia kepada dunia dalam rangka meningkatkan citra dan apresiasi masyarakat internasional terhadap Indonesia. Langkah ini berfungsi sebagai wadah untuk mengekspresikan dan untuk menyajikan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional, serta sumber daya untuk warga negara Indonesiayang tinggal di luar negeri.
Rumah budaya ini merupakan program pemerintah Indonesia dalam mewujudkan praktek diplomasi kebudayaan Indonesia. Pemerintah Indonesia sadar akan pentingnya eksistensi kebudayaan nasional di mancanegara dan pengakuan dari mancanegara terhadap kebudayaan nasional. Oleh karena itu program rumah budaya ini menjadi satu-satunya program pemerintah yang didalamnya memuat aktivitas-aktivitas kebudayaan melalui program-program kebudayaan yang telah dijelaskan sebelumnya. Jadi Rumah Budaya Indonesia ini juga sekaligus menjadi tempat diadakannya berbagai macam pertunjukan atau pameran kesenian-kesenian tradisional dan pertukaran kebudayaan di negaratertentu.
Indonesia menempatkan Rumah Budaya di beberapa negara yang diantaranya Amerika Serikat, Korea selatan, Jerman, Perancis, Turki, Belanda, Australia, Timor Leste, Singapur dan Jepang[6]. Salah satu negara tersebut yaitu Prancis. Alasan mengapa Perancis dipilih sebagai salah satu negara di tempatkannya rumah budaya adalah karena Prancis merupakan negara strategis di Eropa dan juga Prancis merupakan negara pusat pengembangan kebudayaan mancanegara. Selain itu, kota Paris di Perancis merupakan salah satu destinasi wisata yang paling sering dikunjungi wisatawan mancanegara[7]. Di harapkan dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Perancis akan lebih mempermudah publikasi atau promosi kebudayaan Indonesia di dunia internasional.
Selain program Rumah Budaya tersebut, pemerintah juga berupaya mempromosikan kesenian tradisional Indonesia di perancis dengan mengikuti evente-event kebudayaan internasional yang diselenggarakan oleh pemerintah Perancis. Acara seperti pameran dan penampilan kesenian tradisional yang diselenggarakan di Perancis menjadi salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia kepada warga setempat agar mampu meningkatkan jumlah wisatawan asing asal Eropa khusunya dari Perancis. Peran aktif pemerintah melalui KBRI di Paris dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia di Perancis dalam hal ini sangat menentukan bagaimana perwujudan dari diplomasi kebudayaan Indonesia di Perancis.
II.                Eksplanasi
Indonesia sebagai negara besar menyadari posisi dan peran penting dalam konteks pembangunan Asia Tenggara dan dalam konteks global. Salah satu kekuatan strategis yang dimiliki oleh Indonesia adalah kekuatan budaya akibat eksistensi, kehidupan, dan nilai budaya, serta adat dan tradisi lebih dari 500 kelompok etnis yang tersebar di Nusantara. Ini membawa Indonesia menjadi laboratorium antropologi terbesar di dunia.
Kekuatan ini menjadi salah satu langkah yang kuat bagi bangsa ini untuk mengambil bagian secara aktif dalam pengembangan peradaban dunia sebagai kekuatan super budaya. Dalam konteks mengambil bagian dalam mengembangkan peradaban di dunia secara aktif, disinilah diplomasi budaya menjadi instrumen yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan negara dan merupakan kontribusi faktual kepada dunia. Dalam kaitan dengan situasi ini, program pengembangan “Program Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri” mempersiapkan konsep dan perencanaannya. Setelah itu, akan dimulai pembangunan di negara-negara strategis di masa depan.
“Program Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri” didefinisikan sebagai wadah untuk memperkenalkan sumber daya budaya Indonesia kepada dunia dalam rangka meningkatkan citra dan apresiasi masyarakat internasional terhadap Indonesia. Langkah ini akan memiliki fungsi:
1. Sebagai wadah untuk mengekspresikan dan untuk menyajikan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional, serta sumber daya untuk warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri (ekspresi budaya Indonesia).
2. Sebagai wadah untuk mengajarkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional, serta bagi warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri (pembelajar budaya Indonesia), dan
3. Sebagai wadah untuk membahas dan mengembangkan citra budaya Indonesia untuk diakui secara luas oleh masyarakat internasional serta oleh warga Indonesia yang tinggal di luar negeri, terutama untuk memperkuat pengakuan internasional dan penghargaan dari ikon budaya Indonesia yang nyata dan warisan budaya, advokasi budaya Indonesia, serta promosi.
Tujuan dari pengembangan “Program Rumah Budaya Indonesia di luar negeri” adalah (1) untuk mengembangkan jalur diplomasi kebudayaan internasional melalui pengembangan “Rumah Budaya Indonesia” di negara-negara strategis, (2) untuk meningkatkan posisi Indonesia sebagai budaya super power melalui program strategis dalam diplomasi budaya, dan (3) untuk meningkatkan citra budaya Indonesia oleh masyarakat internasional yang luas dan mendorong lebih banyak minat internasional dan kunjungan ke ikon budaya Indonesia (warisan budaya nyata dan tidak nyata).
Berdasarkan tujuan tersebut, tujuan dari pengembangan “Program Rumah Budaya Luar Negeri Indonesia” adalah: (1) untuk mengembangkan pemahaman dan pengakuan dari komunitas global terhadap keberadaan sumber daya Indonesia yang kaya budaya dan perannya sebagai kekuatan super budaya dan kontribusinya mengembangkan peradaban dunia dan (2) untuk meningkatkan kerjasama di bidang kebudayaan antara Indonesia dan negara-negara strategis di daerah utama di seluruh dunia dalam melestarikan dan merevitalisasi aset budaya.
“Program Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri” memiliki fungsi untuk memperkenalkan sumber daya budaya Indonesia. Ada program khusus tentang budaya Indonesia yang telah bermanfaat bagi lingkungan internasional dan warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. Program pertama, Indonesian Culture Expression, adalah wadah untuk memperkenalkan warisan budaya Indonesia, seperti pameran Batik, pertunjukan musik tradisional, penampilan Wayang (Shadow Puppet), Kuliner Bazaar Indonesian, Pameran Keris, pertunjukan tari tradisional, seni pertunjukan tradisional bela diri, film Indonesia skrining, dan pertunjukan sastra Indonesia. Program kedua, Indonesia Belajar Budaya, adalah sebuah lingkungan untuk melestarikan warisan seni dan budaya Indonesia, seperti Batik lokakarya, kuliner Indonesia lokakarya, workshop musik tradisional, tarian tradisional lokakarya, dan kursus bahasa Indonesia. Program ketiga, Indonesian Culture Advocacy and Promotion, adalah wadah untuk membahas dan mengembangkan citra budaya Indonesia secara luas diakui oleh masyarakat internasional dan warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri, terutama untuk memperkuat pengakuan internasional dan penghargaan dari ikon budaya Indonesia ( warisan budaya tangible dan intangible), seperti diskusi tentang budaya Indonesia dan potensi / tantangan. untuk mengembangkan “Indonesia Cultural House”.
Pengembangan “Program Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri ” akan dilakukan secara bertahap oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dimulai dengan mempersiapkan konsep dan rencana induk dan akan dilanjutkan dengan inisiasi perkembangannya di beberapa negara (seperti: Amerika Serikat, Belanda, Australia, Timor Leste, Jepang, Perancis, Turki, dan Jerman). Operasionalisasi “Program Rumah Budaya Indonesia” akan dikelola oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan atau Kantor Informasi dan Budaya Sosial dan Kedutaan Besar Republik Indonesia, serta melibatkan beberapa profesional. Lokasi “Program Rumah Budaya Indonesia” akan berlokasi di kota yang sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia atau di kota lain yang memiliki posisi strategis dan nilai budaya dan pariwisata.[8]
Perancis yang merupakan negara favorit wisatawan mancanegara telah menjalin kerjasama dengan indonesia di berbagai bidang. Salah satunya pada bidang sosial budaya. Di bidang sosial dan budaya saat ini terdapat 38 Asosiasi Franco-Indonesia yang bergerak dibidang sosial dan tersebar diberbagai kota di Perancis. Keberadaan lembaga-lembaga ini memberikan kontribusi bagi peningkatan hubungan kedua negara melalui people to people contact. Selain itu terdapat pula beberapa perguruan tinggi di Perancis yang memiliki program pengajaran bahasa Indonesia. Berbagai kerjasama promosi kebudayaan dan pariwisata secara rutin dilaksanakan antara pemerintah RI khususnya pemerintah daerah dengan pemerintah Perancis, lembaga-lembaga Perancis yang bergerak dibidang kebudayaan, asosiasi-asosiasi Perancis-Indonesia diberbagai kota di Perancis.[9]
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa elemen dari kebudayaan yang penting salah satunya adalah kesenian. Kesenian Indonesia dengan  wujudnya yang beraneka ragam adalah kekayaan budaya bangsa yang sangat potensial bagi pelaksanaan diplomasi kebudayaan baik yang bersifat eksternal antar bangsa maupun internal intrabangsa. Agar kesenian, dari wilayah manapun berasal, bisa memberikan manfaat yang lebih besar terhadap keberhasilan upaya-upaya diplomasi, maka diperlukan adanya upaya-upaya nyata untuk menjaga serta meningkatkan kualitas kesenian itu sendiri.
Pemerintah Indonesia memainkan peranannya dalam diplomasi kebudayaan di Perancis melalui perwakilannya di Kedutaan  Besar Republik Indonesia di Paris, Perancis. Berbagai macam kesenian tradisional sering diadakan oleh KBRI sendiri dan juga bekerjasama dengan pemerintah Perancis serta pihak swasta. Bukan hanya yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia saja, tetapi Indonesia juga ikut serta dalam event-event berskala internasional yang bertemakan kebudayaan. Pemerintah Indonesia memanfaatkan elemen kebudayaan yang berupa kesenian tradisional ini bekerjasama dengan pemerintah daerah yang di mana kesenian tradisional tersebut berasal.
Sejak pertengahan tahun 2009, Indonesia mulai berperan aktif dalam aktivitas diplomasi kebudayaan. Pada tanggal 4 Juli 2009, Indonesia turut berpartisipasi dalam Carnaval Tropical de Paris 2009 yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Paris dan Federasi Carnval Tropical de Paris ile-de-france. Event ini merupakan acara tahunan unggulan kota Paris yang diikuti oleh 94 kontingen dari berbagai negara. Dalam acara ini nantinya akan memberikan berbagai penghargaan kepada kontingen-kontingen dengan penampilan terbaik.[10]
Indonesia yang mengusung tema Unite dans la Diversite (Bhinneka Tunggal Ika) mempersembahkan tarian kecak dan mobil hias bernuansa tradisional Bali. KBRI di Paris menjadikan  carnaval ini sebagai agenda budaya tahunan yang selalu diikuti karena merupakan ajang yang sangat bagus dalam memperkenalkan budaya dan wisata Indonesia melalui persembahan budaya.
Pada tanggal 14 Oktober 2009, KBRI Paris bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Jembrana, Bali, Pemda Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Pusat Promosi Dagang Indonesia /Indonesian Trade Promotion Centre Lyon, serta masyarakat Indonesia di Perancis telah menyelenggarakan event kebudayaan Indonesia di Lyon, Besancon dan Paris dengan menampilkan tari Jembrana, Banyuwangi grup gamelan staf dari KBRI Paris, serta grup angklung mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Paris.[11]
Lalu pada tanggal 15 Oktober 2009 di Besancon, pada acara pertunjukan tari dan musik tradisional Indonesia yang diadakan KBRI Paris bersama masyarakat Indonesia di Besancon menampilkan tarian Jembrana,Banyuwangi. Selain itu pada pementasan budaya di Lyon dan Besancon grupgamelan staf KBRI Paris menampilkan beberapa aransemen gamelan Bali. Hingga pada tanggal 17 dan 18 Oktober 2009 pada event berskala intersnasional Salon du Chocolate / pameran coklat Internasional ke-15 di Paris, pemerintah tetap menyuguhkan tari Jembrana, Banyuwangi. Bukan hanya tari Jembrana saja, namun pemerintah juga menampilkan Tari Sekar Jagat, Cunduk Menur, Cenderawasih dan Jaran Goyang serta persembahan angklung dari mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Paris dengan menampilkan lagu Kopi Dangdut dan lagu populer Perancis La Vie En Rose.
Pada 23-26 Maret pemerintah Indonesia mengundang grup kesenian asal Banyuwangi Jawa Timur Sayu Gringsing untuk menampilkan kesenian tradisional khas Banyuwangi. Selama 9 hari tersebut grup kesenian ini tampil di 3 kota yang berbeda, Clermont de l’Oise, Murs-Erigne dan Le Havre. Sebelumnya grup kesenian Banyuwangi tersebut pada tanggal 18 Maret hingga 21 Maret tampil dalam pameran pariwisata internasional di Paris (Salon Mondial de Tourisme / Le Monde a Paris-MAP). Dalam acara tersebut grup kesenian menampilkan menampilkan tari Jejer Gandrung dan Padang Ulan.[12]
Pada tanggal 9 Mei2010, KBRI Paris mengorganisir keikutsertaan Tim Kesenian Pemda Banten untuk memeriahkan acara Karnaval Fete de Muguet di Rambouillet. Acara ini dihadiri lebih dari 5000 orang masyarakat Rambouillet dan masyarakat Indonesia yang tinggal daerah tersebut. Dalam acara ini, Tim Kesenian Banten telah menampilkan berberapa tarian antara lain tari Rampak Beduk, Gitek Cokek, Rampak Beduk dan Mandane. Lalu pada tanggal 12 Mei2010, KBRI Paris bersama tim kesenian Pemda Banten menyelenggarakan pentas Budaya Banten di Universitas Bordeaux 2 dan pada tanggal 16 Mei juga telah menyelenggarakan pentas seni budaya di Nantes. Kesenian yang ditampilkan tarian tradisional dari Propinsi Banten seperti Gitek Cokek, Rampak Beduk dan Debus, ditampilkan juga tarian dari daerah lain di Indonesia seperti tari Topeng, Piring, Rantak dan tarian dari Bali yang dibawakan oleh anggota masyarakat Indonesia.[13]
III.             Kesimpulan
Diplomasi kebudayaan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non-pemerintah, individual, ataupun kolektif. Sehingga pola diplomasi kebudayaan antar bangsa bisa terjadi antar siapa saja sebagai actor atau pelakunya, karena sasaran diplomasi kebudayaan ini seluruh masyarakat suatu Negara, bukan hanya pemerintahnya saja. Tujuan utama dari diplomasi kebudayaan adalah untuk mempengaruhi pendapat umum masyarakat suatu Negara dalam upaya mendukung suatu kebijaksanaan politik luar negeri tertentu, untuk mencapai kepentingan nasionalnya. Pola umum yang biasanya terjadi dalam hubungan diplomasi kebudayaan adalah antara masyarakat suatu Negara tertentu dengan masyarakat Negara lain. Namun demikian, pendapat umum yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk mempengaruhi politik pemerintah dari masyarakat bersangkutan. Sasaran utama dari diplomasi kebudayaan adalah pendapat umum, baik dalam level nasional maupun internasional.
Dari paparan yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa Indonesia telah mewujudkan upaya-upaya dalam mewujudkan diplomasi kebudayaan di Perancis dari tahun 2009. Diketahui bahwa pemerintah Indonesia melakukan kerjasama dengan Pemerintah Perancis dalam proses diplomasi dengan menggunakan pendekatan secara sosial budaya. Melalui kerjasamanya tersebut, pengenalan budaya Indonesia dapat terealisasikan di Perancis. Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia melalui berbagai macam kegiatan kebudayaan yang di selenggarakan di beberapa kota di Perancis.
Dengan kegiatan diplomasi kebudayaan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia kepada pemerintah Perancis dengan mengadakan pertukaran kebudayaan, pertunjukan seni dan mengadakan pameran, pemerintah Indonesia berhasil mencuri perhatian public masyarakat Perancis. Dengan begini bukan hanya Perancis, tetapi warga dunia akan lebih tahu mengenai nilai dan ide yang dianut oleh bangsa Indonesia, sejarah bangsa Indonesia, serta keberagaman ras, agama dan budaya yang ada di Indonesia.






[1] Lenczowski, John, Full Spectrum Diplomacy and Grand Strategy Reforming the Structure and Culture of U.S of foreign Policy, Lexington books, United Kingdom, 2011, hal. 159-178
[2]  /jaringan Kota Pusaka Indonesia, 6 Budaya Indonesia Sudah Diakui UNESCO Secara  Internasional,
 melalui http://www.indonesia-heritage.net2+3&42&+25-budaya-indonesia-sudah-diakui-unesco-secara-internasional/
[3] Sukwarsini Djelantik, Diplomasi Publik, Analisis CSIS Vol.3 No.3 , Jakarta, 2004, hal.74
[4] Kepentingan Nasional Indonesia Di Dunia Internasional, dalam http://122ditpolkom.bappenas.go.id/ ?page=news&id=31
[5]  Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Strategi pembangunan kebudayaan, dalam http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/blog/2014/ 03/06/8882
[6] http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/12/n2bwl1-indonesia-bangun-rumah-budaya-di-10-negara
[7] http://www.travelersdigest.com/6834-ten-most-visited-countries-in-europe/
[8] https://parisppi.wordpress.com/page/2/
[9] http://portal.kemlu.go.id/marseille/Pages/CountryProfile.aspx?l=id
[10] http://www.kemlu.go.id/paris/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Partisipasi-Indonesia-di-Carnaval-Tropical-de-Paris-2009.aspx
[11] http://kemlu.go.id/paris/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Rangkaian-Pentas-Seni-Grup-Jembrana-Banyuwangi-di-Lyon-Besan%C3%A7on-dan-Pari.aspx
[12] http://www.kemlu.go.id/paris/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Banyuwangi-guncang-pameran-pariwisata-internasional-di-Paris.aspx
[13] http://www.kemlu.go.id/paris/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Persembahan-budaya-Indonesia-di-Rambouillet-Bordeaux-dan-Nantes.aspx