Diplomasi kebudayaan juga dapat didefinisikan
sebagai pertukaran ide,informasi seni,dan aspek lain dari kebudayaan antar
negara untuk menciptakan mutual
understanding dalam menjalin interaksi dengan negara lain. Melalui elemen-elemen
kebudayaan seperti ide, bahasa dan ilmu pengetahuan yang disampaikan pada
masyarakat luas akan memberi pengaruh pada pembentukan opini publik. Opini
publik tersebut yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kebijakan
pemerintah suatu negara. Selain itu juga diplomasi kebudayaan mampu mencitrakan
image karakter suatu negara. Hal ini
sesuai yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Dimana Amerika Serikat juga menggunakan
elemen-elemen kebudayaan untuk menampilkan citra positif negara Amerika Serikat.[1]
Indonesia memiliki variasi kebudayaan khas yang
mencitrakan identitasIndonesia sebagai bangsa yang besar. Ragam suku dan etnis
merupakan sumber dari bagaimana budaya itu dihasilkan. Seperti contoh yakni
berbagai macam tarian tradisional mencerminkan aspek sosial masyarakat
Indonesia. Tari-tarian tradisional yang dimiliki Indonesia merepresentasikan
betapa bangsa Indonesia sangat kaya akan ragam budaya seni tari. Oleh karena
itu bangsa Indonesia yang kaya akan kebudayaan seperti tari-tarian Indonesia memberi
manfaat untuk pengenalan identitas
Indonesia dalam kancah internasional. Kekayaan Indonesia dapat dilihat dari
keindahan tarian yang direpresentasikan melalui keragaman bentuk gerak, kostum
sert jalan cerita tarian. Dalam hal ini, khususnya masyarakat Eropa, mengakui bahwa perkenalanIndonesia
melalui seni tari merupakan hal yang efektif bagi pergaulan dunia internasional.
Indonesia memperlihatkan keragaman tarian budaya
bangsa yang menarik perhatian masyarakat internasional. Keragaman tarian Indonesia
dianggap sebagai sebuah cerminan akan kebesaran Indonesia. Melalui tari-tarian
pesan ke-Indonesiaan yang disampaikan ke dunia internasional dapat terakomodir
dengan baik. Kekayaan Bangsa Indonesia tersebut memang perlu dijaga dan
dilestarikan agar tidak punah dan hilang. Selain itu agar tidak diklaim oleh
asing seperti yang telah terjadi pada batik membuat pemerintah Indonesia
mempatenkan batik ke UNESCO. Indonesia juga harus memperkenalkan dan menunjukan
kepada asing sebagai upaya promosi budaya dan upaya diplomasi melalui budaya.[2]
Upaya diplomasi kebudayaan yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia tersebut merupakan bagian dari upaya diplomasi publik. Diplomasi
publik sendiri menjadi elemen mendasar dari diplomasi baru dan secara mendasar
mempengaruhi kebijakan luar negeri. Keterlibatan masyarakat luas di luar
agen-agen resmi pemerintah dalam diplomasi menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan
dengan diplomasi publik yang melibatkan masyarakat luas akan membawa dampak
positif dalam memperjuangkan kepentingan negara.[3]
Kepentinga Nasional Indonesia terdapat dalam visi Departemen
luar negeri yang disebut sebagai Sapta Dharma Caraka. Kepentingan nasional Indonesia
yang ingin dicapai berfokus pada perlindungan dan kesejahteraan warga. negaranya
di dalam negeri maupun di luar negeri.Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah
menyadari betul perlunya dukungan internasional. Pemerintah menjalin kerja sama
dengan aktor 8 aktor dalam hubungan internasional untuk mewujudkan kepentingan
nasional tersebut.[4]
Untuk memenuhi kepentingan tersebut, pemerintah
perlu melakukan upaya-upaya untuk mendukung terwujudnya kepentingan-kepentingan
tersebut. Melalui diplomasi, pemerintah bisa mengandalkan elemen-elemenyang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri untuk diperjuangkan dalam proses diplomasi.
Salah satu elemen yang kini menjadi instrumen yang kuat dalam diplomasi adalah
kebudayaan.
Pembangunan budaya Indonesia diperkuat oleh
Kementrian pendidikan dan kebudayaan Indonesia yang membahas mengenai rencana
pembangunan budaya. Hal ini terkait dengan isu-isu strategis dalam rencana
induk nasional pembangunan kebudayaan 2009-2025. Isu-isu tersebut yaitu,
penguatan Hak Berkebudayaan, penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa serta Multikultural,
Pelestarian Sejarah dan Warisan Budaya, Pengembangan Industri Budaya, Penguatan
Diplomasi Budaya.[5]
Alasan seperti ini membuat pemerintah Indonesia
membuat inovasi dalam hal kebudayaan yaitu program pemerintah yang bertemakan
kebudayaan tradisional. Salah satunya yaitu Rumah Budaya Indonesia. Rumah
budaya Indonesia ini dibangun sebagai wadah untuk memperkenalkan sumber daya
budaya Indonesia kepada dunia dalam rangka meningkatkan citra dan apresiasi masyarakat
internasional terhadap Indonesia. Langkah ini berfungsi sebagai wadah untuk
mengekspresikan dan untuk menyajikan seni dan budaya Indonesia kepada
masyarakat internasional, serta sumber daya untuk warga negara Indonesiayang
tinggal di luar negeri.
Rumah budaya ini merupakan program pemerintah
Indonesia dalam mewujudkan praktek diplomasi kebudayaan Indonesia. Pemerintah
Indonesia sadar akan pentingnya eksistensi kebudayaan nasional di mancanegara
dan pengakuan dari mancanegara terhadap kebudayaan nasional. Oleh karena itu
program rumah budaya ini menjadi satu-satunya program pemerintah yang didalamnya
memuat aktivitas-aktivitas kebudayaan melalui program-program kebudayaan yang
telah dijelaskan sebelumnya. Jadi Rumah Budaya Indonesia ini juga sekaligus menjadi
tempat diadakannya berbagai macam pertunjukan atau pameran kesenian-kesenian tradisional
dan pertukaran kebudayaan di negaratertentu.
Indonesia menempatkan Rumah Budaya di beberapa
negara yang diantaranya Amerika Serikat, Korea selatan, Jerman, Perancis,
Turki, Belanda, Australia, Timor Leste, Singapur dan Jepang[6]. Salah
satu negara tersebut yaitu Prancis. Alasan mengapa Perancis dipilih sebagai
salah satu negara di tempatkannya rumah budaya adalah karena Prancis merupakan
negara strategis di Eropa dan juga Prancis merupakan negara pusat pengembangan
kebudayaan mancanegara. Selain itu, kota Paris di Perancis merupakan salah satu
destinasi wisata yang paling sering dikunjungi wisatawan mancanegara[7].
Di harapkan dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke Perancis akan
lebih mempermudah publikasi atau promosi kebudayaan Indonesia di dunia
internasional.
Selain program Rumah Budaya tersebut, pemerintah juga
berupaya mempromosikan kesenian tradisional Indonesia di perancis dengan
mengikuti evente-event kebudayaan internasional yang diselenggarakan oleh pemerintah
Perancis. Acara seperti pameran dan penampilan kesenian tradisional yang
diselenggarakan di Perancis menjadi salah satu program pemerintah yang bertujuan
untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia kepada warga setempat agar mampu
meningkatkan jumlah wisatawan asing asal Eropa khusunya dari Perancis. Peran
aktif pemerintah melalui KBRI di Paris dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia
di Perancis dalam hal ini sangat menentukan bagaimana perwujudan dari diplomasi
kebudayaan Indonesia di Perancis.
II.
Eksplanasi
Indonesia sebagai negara besar menyadari posisi dan
peran penting dalam konteks pembangunan Asia Tenggara dan dalam konteks global.
Salah satu kekuatan strategis yang dimiliki oleh Indonesia adalah kekuatan
budaya akibat eksistensi, kehidupan, dan nilai budaya, serta adat dan tradisi
lebih dari 500 kelompok etnis yang tersebar di Nusantara. Ini membawa Indonesia
menjadi laboratorium antropologi terbesar di dunia.
Kekuatan ini menjadi salah satu langkah yang kuat
bagi bangsa ini untuk mengambil bagian secara aktif dalam pengembangan
peradaban dunia sebagai kekuatan super budaya. Dalam konteks mengambil bagian
dalam mengembangkan peradaban di dunia secara aktif, disinilah diplomasi budaya
menjadi instrumen yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan negara dan
merupakan kontribusi faktual kepada dunia. Dalam kaitan dengan situasi ini,
program pengembangan “Program Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri”
mempersiapkan konsep dan perencanaannya. Setelah itu, akan dimulai pembangunan
di negara-negara strategis di masa depan.
“Program Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri”
didefinisikan sebagai wadah untuk memperkenalkan sumber daya budaya Indonesia
kepada dunia dalam rangka meningkatkan citra dan apresiasi masyarakat
internasional terhadap Indonesia. Langkah ini akan memiliki fungsi:
1. Sebagai wadah untuk mengekspresikan dan untuk
menyajikan seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional, serta
sumber daya untuk warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri (ekspresi
budaya Indonesia).
2. Sebagai wadah untuk mengajarkan budaya Indonesia
kepada masyarakat internasional, serta bagi warga negara Indonesia yang tinggal
di luar negeri (pembelajar budaya Indonesia), dan
3. Sebagai wadah untuk membahas dan mengembangkan
citra budaya Indonesia untuk diakui secara luas oleh masyarakat internasional
serta oleh warga Indonesia yang tinggal di luar negeri, terutama untuk
memperkuat pengakuan internasional dan penghargaan dari ikon budaya Indonesia
yang nyata dan warisan budaya, advokasi budaya Indonesia, serta promosi.
Tujuan dari pengembangan “Program Rumah Budaya
Indonesia di luar negeri” adalah (1) untuk mengembangkan jalur diplomasi
kebudayaan internasional melalui pengembangan “Rumah Budaya Indonesia” di
negara-negara strategis, (2) untuk meningkatkan posisi Indonesia sebagai budaya
super power melalui program strategis dalam diplomasi budaya, dan (3) untuk
meningkatkan citra budaya Indonesia oleh masyarakat internasional yang luas dan
mendorong lebih banyak minat internasional dan kunjungan ke ikon budaya
Indonesia (warisan budaya nyata dan tidak nyata).
Berdasarkan tujuan tersebut, tujuan dari
pengembangan “Program Rumah Budaya Luar Negeri Indonesia” adalah: (1) untuk
mengembangkan pemahaman dan pengakuan dari komunitas global terhadap keberadaan
sumber daya Indonesia yang kaya budaya dan perannya sebagai kekuatan super
budaya dan kontribusinya mengembangkan peradaban dunia dan (2) untuk
meningkatkan kerjasama di bidang kebudayaan antara Indonesia dan negara-negara
strategis di daerah utama di seluruh dunia dalam melestarikan dan
merevitalisasi aset budaya.
“Program Rumah Budaya Indonesia di Luar Negeri”
memiliki fungsi untuk memperkenalkan sumber daya budaya Indonesia. Ada program
khusus tentang budaya Indonesia yang telah bermanfaat bagi lingkungan
internasional dan warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri. Program
pertama, Indonesian Culture Expression, adalah wadah untuk memperkenalkan
warisan budaya Indonesia, seperti pameran Batik, pertunjukan musik tradisional,
penampilan Wayang (Shadow Puppet), Kuliner Bazaar Indonesian, Pameran Keris,
pertunjukan tari tradisional, seni pertunjukan tradisional bela diri, film
Indonesia skrining, dan pertunjukan sastra Indonesia. Program kedua, Indonesia
Belajar Budaya, adalah sebuah lingkungan untuk melestarikan warisan seni dan
budaya Indonesia, seperti Batik lokakarya, kuliner Indonesia lokakarya,
workshop musik tradisional, tarian tradisional lokakarya, dan kursus bahasa
Indonesia. Program ketiga, Indonesian Culture Advocacy and Promotion, adalah
wadah untuk membahas dan mengembangkan citra budaya Indonesia secara luas
diakui oleh masyarakat internasional dan warga negara Indonesia yang tinggal di
luar negeri, terutama untuk memperkuat pengakuan internasional dan penghargaan
dari ikon budaya Indonesia ( warisan budaya tangible dan intangible), seperti
diskusi tentang budaya Indonesia dan potensi / tantangan. untuk mengembangkan
“Indonesia Cultural House”.
Pengembangan “Program Rumah Budaya Indonesia di Luar
Negeri ” akan dilakukan secara bertahap oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dimulai dengan mempersiapkan konsep dan rencana induk dan akan
dilanjutkan dengan inisiasi perkembangannya di beberapa negara (seperti:
Amerika Serikat, Belanda, Australia, Timor Leste, Jepang, Perancis, Turki, dan
Jerman). Operasionalisasi “Program Rumah Budaya Indonesia” akan dikelola oleh
Atase Pendidikan dan Kebudayaan atau Kantor Informasi dan Budaya Sosial dan
Kedutaan Besar Republik Indonesia, serta melibatkan beberapa profesional.
Lokasi “Program Rumah Budaya Indonesia” akan berlokasi di kota yang sama dengan
Kedutaan Besar Republik Indonesia atau di kota lain yang memiliki posisi
strategis dan nilai budaya dan pariwisata.[8]
Perancis yang merupakan negara favorit wisatawan
mancanegara telah menjalin kerjasama dengan indonesia di berbagai bidang. Salah
satunya pada bidang sosial budaya. Di bidang sosial dan budaya saat ini
terdapat 38 Asosiasi Franco-Indonesia yang bergerak dibidang sosial dan
tersebar diberbagai kota di Perancis. Keberadaan lembaga-lembaga ini memberikan
kontribusi bagi peningkatan hubungan kedua negara melalui people to people contact. Selain itu terdapat pula beberapa
perguruan tinggi di Perancis yang memiliki program pengajaran bahasa Indonesia.
Berbagai kerjasama promosi kebudayaan dan pariwisata secara rutin dilaksanakan
antara pemerintah RI khususnya pemerintah daerah dengan pemerintah Perancis,
lembaga-lembaga Perancis yang bergerak dibidang kebudayaan, asosiasi-asosiasi
Perancis-Indonesia diberbagai kota di Perancis.[9]
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa elemen dari
kebudayaan yang penting salah satunya adalah kesenian. Kesenian Indonesia
dengan wujudnya yang beraneka ragam
adalah kekayaan budaya bangsa yang sangat potensial bagi pelaksanaan diplomasi
kebudayaan baik yang bersifat eksternal antar bangsa maupun internal intrabangsa.
Agar kesenian, dari wilayah manapun berasal, bisa memberikan manfaat yang lebih
besar terhadap keberhasilan upaya-upaya diplomasi, maka diperlukan adanya
upaya-upaya nyata untuk menjaga serta meningkatkan kualitas kesenian itu
sendiri.
Pemerintah Indonesia memainkan peranannya dalam
diplomasi kebudayaan di Perancis melalui perwakilannya di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris, Perancis.
Berbagai macam kesenian tradisional sering diadakan oleh KBRI sendiri dan juga
bekerjasama dengan pemerintah Perancis serta pihak swasta. Bukan hanya yang
diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia saja, tetapi Indonesia juga ikut
serta dalam event-event berskala internasional yang bertemakan kebudayaan. Pemerintah
Indonesia memanfaatkan elemen kebudayaan yang berupa kesenian tradisional ini
bekerjasama dengan pemerintah daerah yang di mana kesenian tradisional tersebut
berasal.
Sejak pertengahan tahun 2009, Indonesia mulai
berperan aktif dalam aktivitas diplomasi kebudayaan. Pada tanggal 4 Juli 2009,
Indonesia turut berpartisipasi dalam Carnaval
Tropical de Paris 2009 yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Paris dan
Federasi Carnval Tropical de Paris ile-de-france. Event ini merupakan acara
tahunan unggulan kota Paris yang diikuti oleh 94 kontingen dari berbagai
negara. Dalam acara ini nantinya akan memberikan berbagai penghargaan kepada
kontingen-kontingen dengan penampilan terbaik.[10]
Indonesia yang mengusung tema Unite dans la Diversite (Bhinneka Tunggal Ika) mempersembahkan
tarian kecak dan mobil hias bernuansa tradisional Bali. KBRI di Paris menjadikan carnaval ini sebagai agenda budaya tahunan
yang selalu diikuti karena merupakan ajang yang sangat bagus dalam
memperkenalkan budaya dan wisata Indonesia melalui persembahan budaya.
Pada tanggal 14 Oktober 2009, KBRI Paris bekerjasama
dengan Pemda Kabupaten Jembrana, Bali, Pemda Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur,
Pusat Promosi Dagang Indonesia /Indonesian
Trade Promotion Centre Lyon, serta masyarakat Indonesia di Perancis telah menyelenggarakan
event kebudayaan Indonesia di Lyon, Besancon dan Paris dengan menampilkan tari
Jembrana, Banyuwangi grup gamelan staf dari KBRI Paris, serta grup angklung
mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Paris.[11]
Lalu pada tanggal 15 Oktober 2009 di Besancon, pada
acara pertunjukan tari dan musik tradisional Indonesia yang diadakan KBRI Paris
bersama masyarakat Indonesia di Besancon menampilkan tarian Jembrana,Banyuwangi.
Selain itu pada pementasan budaya di Lyon dan Besancon grupgamelan staf KBRI Paris
menampilkan beberapa aransemen gamelan Bali. Hingga pada tanggal 17 dan 18
Oktober 2009 pada event berskala intersnasional Salon du Chocolate / pameran coklat Internasional ke-15 di Paris,
pemerintah tetap menyuguhkan tari Jembrana, Banyuwangi. Bukan hanya tari Jembrana
saja, namun pemerintah juga menampilkan Tari Sekar Jagat, Cunduk Menur,
Cenderawasih dan Jaran Goyang serta persembahan angklung dari mahasiswa dan
masyarakat Indonesia di Paris dengan menampilkan lagu Kopi Dangdut dan lagu
populer Perancis La Vie En Rose.
Pada 23-26 Maret pemerintah Indonesia mengundang
grup kesenian asal Banyuwangi Jawa Timur Sayu Gringsing untuk menampilkan kesenian
tradisional khas Banyuwangi. Selama 9 hari tersebut grup kesenian ini tampil di
3 kota yang berbeda, Clermont de l’Oise, Murs-Erigne dan Le Havre. Sebelumnya
grup kesenian Banyuwangi tersebut pada tanggal 18 Maret hingga 21 Maret tampil
dalam pameran pariwisata internasional di Paris (Salon Mondial de Tourisme / Le
Monde a Paris-MAP). Dalam acara tersebut grup kesenian menampilkan menampilkan
tari Jejer Gandrung dan Padang Ulan.[12]
Pada tanggal 9 Mei2010, KBRI Paris mengorganisir
keikutsertaan Tim Kesenian Pemda Banten untuk memeriahkan acara Karnaval Fete de Muguet di Rambouillet. Acara ini
dihadiri lebih dari 5000 orang masyarakat Rambouillet dan masyarakat Indonesia
yang tinggal daerah tersebut. Dalam acara ini, Tim Kesenian Banten telah
menampilkan berberapa tarian antara lain tari Rampak Beduk, Gitek Cokek, Rampak
Beduk dan Mandane. Lalu pada tanggal 12 Mei2010, KBRI Paris bersama tim
kesenian Pemda Banten menyelenggarakan pentas Budaya Banten di Universitas
Bordeaux 2 dan pada tanggal 16 Mei juga telah menyelenggarakan pentas seni budaya
di Nantes. Kesenian yang ditampilkan tarian tradisional dari Propinsi Banten
seperti Gitek Cokek, Rampak Beduk dan Debus, ditampilkan juga tarian dari daerah
lain di Indonesia seperti tari Topeng, Piring, Rantak dan tarian dari Bali yang
dibawakan oleh anggota masyarakat Indonesia.[13]
III.
Kesimpulan
Diplomasi kebudayaan dapat dilakukan oleh pemerintah
maupun non-pemerintah, individual, ataupun kolektif. Sehingga pola diplomasi
kebudayaan antar bangsa bisa terjadi antar siapa saja sebagai actor atau
pelakunya, karena sasaran diplomasi kebudayaan ini seluruh masyarakat suatu
Negara, bukan hanya pemerintahnya saja. Tujuan utama dari diplomasi kebudayaan
adalah untuk mempengaruhi pendapat umum masyarakat suatu Negara dalam upaya
mendukung suatu kebijaksanaan politik luar negeri tertentu, untuk mencapai
kepentingan nasionalnya. Pola umum yang biasanya terjadi dalam hubungan
diplomasi kebudayaan adalah antara masyarakat suatu Negara tertentu dengan
masyarakat Negara lain. Namun demikian, pendapat umum yang dimaksud dalam hal
ini adalah untuk mempengaruhi politik pemerintah dari masyarakat bersangkutan.
Sasaran utama dari diplomasi kebudayaan adalah pendapat umum, baik dalam level
nasional maupun internasional.
Dari paparan yang telah disebutkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa Indonesia telah mewujudkan upaya-upaya dalam mewujudkan
diplomasi kebudayaan di Perancis dari tahun 2009. Diketahui bahwa pemerintah
Indonesia melakukan kerjasama dengan Pemerintah Perancis dalam proses diplomasi
dengan menggunakan pendekatan secara sosial budaya. Melalui kerjasamanya
tersebut, pengenalan budaya Indonesia dapat terealisasikan di Perancis.
Pemerintah Indonesia berperan aktif dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia
melalui berbagai macam kegiatan kebudayaan yang di selenggarakan di beberapa
kota di Perancis.
Dengan kegiatan diplomasi kebudayaan yang telah
dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia kepada pemerintah Perancis dengan
mengadakan pertukaran kebudayaan, pertunjukan seni dan mengadakan pameran,
pemerintah Indonesia berhasil mencuri perhatian public masyarakat Perancis.
Dengan begini bukan hanya Perancis, tetapi warga dunia akan lebih tahu mengenai
nilai dan ide yang dianut oleh bangsa Indonesia, sejarah bangsa Indonesia,
serta keberagaman ras, agama dan budaya yang ada di Indonesia.
[1] Lenczowski, John, Full
Spectrum Diplomacy and Grand Strategy Reforming the Structure and Culture of
U.S of foreign Policy, Lexington books, United Kingdom, 2011, hal. 159-178
[2] /jaringan Kota Pusaka
Indonesia, 6 Budaya Indonesia Sudah Diakui UNESCO Secara Internasional,
melalui
http://www.indonesia-heritage.net2+3&42&+25-budaya-indonesia-sudah-diakui-unesco-secara-internasional/
[3] Sukwarsini Djelantik, Diplomasi Publik, Analisis CSIS Vol.3 No.3 ,
Jakarta, 2004, hal.74
[4] Kepentingan Nasional Indonesia Di Dunia Internasional, dalam http://122ditpolkom.bappenas.go.id/
?page=news&id=31
[5] Direktorat Jendral
Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Strategi
pembangunan kebudayaan, dalam http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/blog/2014/
03/06/8882
[6] http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/03/12/n2bwl1-indonesia-bangun-rumah-budaya-di-10-negara
[7] http://www.travelersdigest.com/6834-ten-most-visited-countries-in-europe/
[8] https://parisppi.wordpress.com/page/2/
[9] http://portal.kemlu.go.id/marseille/Pages/CountryProfile.aspx?l=id
[10] http://www.kemlu.go.id/paris/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Partisipasi-Indonesia-di-Carnaval-Tropical-de-Paris-2009.aspx
[11] http://kemlu.go.id/paris/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Rangkaian-Pentas-Seni-Grup-Jembrana-Banyuwangi-di-Lyon-Besan%C3%A7on-dan-Pari.aspx
[12] http://www.kemlu.go.id/paris/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Banyuwangi-guncang-pameran-pariwisata-internasional-di-Paris.aspx
[13] http://www.kemlu.go.id/paris/id/berita-agenda/berita-perwakilan/Pages/Persembahan-budaya-Indonesia-di-Rambouillet-Bordeaux-dan-Nantes.aspx