JAKARTA - Konstruksi Indonesia 2013 diharapkan dapat menjadi ajang mempersiapkan daya saing sektor jasa konstruksi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015.
Dukungan dan partisipasi aktif para pemangku kepentingan jasa konstruksi nasional menjadi penting untuk peningkatan daya saing tersebut.
Demikian dikatakan Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak, kepada pers di Jakarta, Kamis (15/8).
Hermanto menyebutkan, penyelenggaraan Konstruksi Indonesia 2013 yang telah memasuki dekade kedua dapat dinilai sebagai momentum tepat dalam menumbuhkan apresiasi terhadap peran industri dan jasa konstruksi dalam perkembangan perekonomian dan sosial budaya.
Dikatakan, menumbuhkembangkan kepercayaan dan kebanggaan masyarakat terhadap kemampuan pelaku konstruksi nasional dalam menghasilkan produk-produk infrastruktur merupakan ajang meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para pelaku konstruksi nasional.
“Selain itu hal tersebut juga dapat menjadi ajang promosi dalam rangka membangkitkan investasi dan gairah konstruksi nasional,” lanjutnya.
Konstruksi Indonesia telah diselenggarakan sejak 2003. Acara ini diharapkan menjadi sarana informasi dan komunikasi dunia konstruksi Indonesia.
Pada tahun ini Konstruksi Indonesia mengangkat tema Mempersiapkan Daya Saing Konstruksi Indonesia Menghadapi Era Masyarakat ASEAN.
Kepala Badan Pembinaan (BP) Konstruksi Kementerian PU, Hediyanto Husaini, di tempat yang sama, mengatakan, pihaknya optimistis pelaku jasa konstruksi Indonesia mampu bersaing dengan pelaku dari negara Asia Tenggara lainnya.
Dia menjelaskan, di masa lalu Indonesia telah memiliki pengalaman bekerja di negara lain seperti pada saat membangun jalan tol pertama di Malaysia dan jalan tol di Manila, Filipina.
“Saya yakin kita dapat memenangi persaingan kalau hanya untuk kelas ASEAN, contohnya ada puluhan ribu tenaga kerja (jasa konstruksi) kita di Malaysia, jumlah tersebut sustain dan tidak pernah berkurang,” terang Hediyanto.
Hediyanto mengatakan, dalam waktu dekat Indonesia juga akan memasuki pasar jasa konstruksi Myanmar. Kedua negara telah memiliki kesepakatan Indonesia akan membangun pabrik pre-cast dan membangun permukiman berbiaya murah.
Namun Dia mengakui masih perlu upaya-upaya nyata untuk meningkatkan daya saing kita tersebut.
Peningkatan tersebut antara lain berupa pemberian pelatihan kepada pekerja konstruksi nasional maupun dukungan pembiayaan dari perbankan nasional untuk modal kontraktor nasional bekerja di mancanegara. [E-8]
Dukungan dan partisipasi aktif para pemangku kepentingan jasa konstruksi nasional menjadi penting untuk peningkatan daya saing tersebut.
Demikian dikatakan Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Hermanto Dardak, kepada pers di Jakarta, Kamis (15/8).
Hermanto menyebutkan, penyelenggaraan Konstruksi Indonesia 2013 yang telah memasuki dekade kedua dapat dinilai sebagai momentum tepat dalam menumbuhkan apresiasi terhadap peran industri dan jasa konstruksi dalam perkembangan perekonomian dan sosial budaya.
Dikatakan, menumbuhkembangkan kepercayaan dan kebanggaan masyarakat terhadap kemampuan pelaku konstruksi nasional dalam menghasilkan produk-produk infrastruktur merupakan ajang meningkatkan kompetensi dan profesionalisme para pelaku konstruksi nasional.
“Selain itu hal tersebut juga dapat menjadi ajang promosi dalam rangka membangkitkan investasi dan gairah konstruksi nasional,” lanjutnya.
Konstruksi Indonesia telah diselenggarakan sejak 2003. Acara ini diharapkan menjadi sarana informasi dan komunikasi dunia konstruksi Indonesia.
Pada tahun ini Konstruksi Indonesia mengangkat tema Mempersiapkan Daya Saing Konstruksi Indonesia Menghadapi Era Masyarakat ASEAN.
Kepala Badan Pembinaan (BP) Konstruksi Kementerian PU, Hediyanto Husaini, di tempat yang sama, mengatakan, pihaknya optimistis pelaku jasa konstruksi Indonesia mampu bersaing dengan pelaku dari negara Asia Tenggara lainnya.
Dia menjelaskan, di masa lalu Indonesia telah memiliki pengalaman bekerja di negara lain seperti pada saat membangun jalan tol pertama di Malaysia dan jalan tol di Manila, Filipina.
“Saya yakin kita dapat memenangi persaingan kalau hanya untuk kelas ASEAN, contohnya ada puluhan ribu tenaga kerja (jasa konstruksi) kita di Malaysia, jumlah tersebut sustain dan tidak pernah berkurang,” terang Hediyanto.
Hediyanto mengatakan, dalam waktu dekat Indonesia juga akan memasuki pasar jasa konstruksi Myanmar. Kedua negara telah memiliki kesepakatan Indonesia akan membangun pabrik pre-cast dan membangun permukiman berbiaya murah.
Namun Dia mengakui masih perlu upaya-upaya nyata untuk meningkatkan daya saing kita tersebut.
Peningkatan tersebut antara lain berupa pemberian pelatihan kepada pekerja konstruksi nasional maupun dukungan pembiayaan dari perbankan nasional untuk modal kontraktor nasional bekerja di mancanegara. [E-8]
0 komentar:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.